Ketika Cinta Datang dengan Mau nya
Pada sepasang telapak tangan milikmu, aku titip duniaku. - omayo
Aku telah berpencar ke seluruh penjuru, ternyata pencarianku
berhenti padamu. Tiba-tiba kamu tiba dan mengubah yang tiada menjadi ada,
seperti cinta misalnya.Kamulah tempat pandangan kornea perlahan-lahan berpusat.
Kamulah satu-satunya labirin yang membuatku rela tersesat. Kini kutemukan radar
yang mampu mendeteksi keberadaanmu dengan kuat meski tak dari jarak yang dekat,
mungkin lewat hati yang sudah ingin melekat.
Setiap kali kamu lewat, rasa di dada mulai bergetar hebat, namun
bibir bisu merapat. Berharap ini pertanda bahwa kamulah sosok yang kutunggu,
bukan yang hanya mampir sesaat. Aku mulai berharap banyak pada ini-itu,
termasuk kebetulan-kebetulan yang sebenarnya tak pernah masuk akal. Berdoa
semoga ini cara takdir menyatukan kita sebagai kelak yang kekal.
Bukalah pintu di dadamu, sebab telah kuketuk sejak pertama kita
bertemu. Bukalah celah pada hatimu, agar anak-anak rinduku bisa berteduh dari
hujan cemas; sebab menjadi yang belum pasti selalu membuatku was-was.
Dari segala perasaan-perasaan yang tersimpan, ada satu ketakutan
mengapa belum juga isi hati kuutarakan. Benar aku dihampiri keraguan kalau
perasaan ini sedang kubangun sendirian. Dan dibalik ketidaktahuan, cinta tak
sama sekali kamu rasakan. Tapi aku berdoa, semoga kesempatan masih diberikan
agar hatimu tak berpenghuni dan pada suatu waktu hatimu bisa kucuri.
Mungkin keberanian belum bermain dalam arena permainan karena
dulu kekecewaan lahir sebagai juara bertahan. Tapi kini kuletakkan percaya pada
tingkat pertama diatas segalanya. Karena jika hanya menaruh mata pada masa
lalu, selamanya akan terkubur disitu. Jika benar cinta milik orang yang
percaya, aku akan memulainya lewat mempercayai cinta yang masih berwujud pinta.
Jika benar cinta milik orang yang percaya, seandainya kecewa lagi-lagi tiba aku
akan menganggapnya sebagai guru pendewasa.
Sementara setiap pertemuan selalu membawa kepada ketidakpastian,
entah mengapa aku justru terus memupuk nyali. Sebab pada hati yang sama, aku
terjatuh berkali-kali. Seakan aku percaya sepenuhnya pada takdir yang kelak
akan menjadikan kita sejoli. Namun aku mengerti, bahwa hal yang paling buruk
sekalipun bisa saja terjadi. Kamu memilih lain hati, misalnya.
Yang perlu kamu tahu, tak mengapa aku diminta terus menunggu,
jika pada akhirnya tetap padaku hatimu menuju. Tak mengapa aku diminta terus
bersabar, jika pada akhirnya tetap untukku rasamu menyebar. Juga, tak mengapa
aku harus menghentikan rasa, jika pada akhirnya tetap bukan padaku kamu menitip
cinta.
Aku tak peduli dengan kekhawatiran tentang harapan yang akan
pupus, pun pada luka yang nantinya akan membius. Padamu aku ingin menetapkan
titik fokus. Aku tahu ini terlihat tiba-tiba, tapi sungguh hati tak
mengada-ada. Jika bisa kuelakkan teori gravitasi yang menantangi hati untuk
terlempar lebih ja(t)uh lagi, pasti kulakukan. Tapi mungkin begini kerja cinta
yang sulit dibaca logika, tak bisa kita bermatematika atau memakai rumus-rumus
yang tersimpan dalam kepala. Selama apapun memutarinya, takkan bertemu jalan
keluarnya. Karena cinta bekerja lewat cara rahasia.
Sungguh, aku lelah dipermainkan hatiku sendiri. Rasanya ingin
tanyakan segera: akankah kamu memilihku, atau yang bukan aku?
Ketidakpastian memang indah, membuat kita berdebar dan banyak
menduga. Namun apalah yang lebih indah dari kepastian yang sesungguhnya, ketika
ada rasa yang saling berkata ‘iya’ untuk sebuah keadaan ‘bersama’?
Sampai kapan harus menunggu agar takdir kita saling menjemput?
Sampai kapan harus menunggu agar cinta kita saling menyambut?
Sampai Tuhan mengizinkan, tentu saja. Ya, aku sebetulnya tahu
jawabnya, namun aku terlalu tak sabar untuk segera melaluinya.
Kedatanganmu yang tiba-tiba memang mengejutkan seisi hati. Ada
tanya yang menggerogoti, “Siapkah jatuh, hati?” Setelah kuloncati satu persatu
peristiwa yang menghadirkan kita ditengah-tengahnya, aku sadar jika saja semua
terlewati tanpamu pasti semudah itu muncul rindu. Tanpa perlu kupompa keluar,
rindu sudah menunggu di luar pagar. Berkali-kali lagi bahagia pun dibawa oleh
kedua tanganmu disetiap kedatanganmu.
Lewat cara-cara sederhana, aku telah jatuh cinta. Meski
dikunjungi tiba-tiba, aku tak ingin kamu keluar sebagai pengunjung, tapi
inginku sebagai pengisi satu-satunya relung. Menghitung hari tidaklah menjadi
mudah bagiku, sebab setiap detik waktu selalu mendesak untuk bertemu. Juga tak
mudah untuk mencoba tenangkan inginku yang hanya kamu, mungkin begitulah
mencinta tanpa jemu.
Pada akhirnya nanti, yang kupunya hanya harap dan doa dalam
kotak hati. Semoga semesta memberi jalan yang pasti agar kamu datang membuka
kunci, kemudian kita saling memiliki.
Biarkan rasa ini ku pendam dan pada akhirnya engkau pasti tau. dan biarkan rasa sakit ini ku tahan dan pada akhirnya akan membuahkan kebahagian. jika memang ia untuk ku, berikan jalan yang terindah untukku dan dia. dan jika memang ia bukan untukku, berikan kebahagiaan slalu untuknya. :)
*sambil mendengarkan, Tiba-Tiba Cinta Datang-Maudy Ayunda*
Curahan isi hati Omayo Para Reader. .
coment ya. . !! thanks for looking and reading my blog :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar